Terjawab sudah rasa penasaran tentang sekolah SDN Ngadas 2 Poncokusumo, yang sebelumnya hanya mendengar cerita tentang sekolah di atas bukit.
Relawan Panitia, Pengajar dan Dokumentasi di Rombongan Belajar (Rombel) 61 pada 16 November 2015 pagi – pagi berbondong menuju ke sana. Perjalananan dari Malang ditempuh selama 1,5 jam, selama perjalanan mata tak henti terkesima dengan pemandangan yang silih berganti antara kebun buah apel dan sayur, bukit – bukit yang hijau serta rumah – rumah warga, jantung berdegup semakin kencang ketika medan yang harus dilewati berliku dan beberapa kali bertemu dengan tanjakan yang langsung bersebelahan dengan jurang dan mulut yang tak henti mengucapkan syukur dan takjub akan kebesaran ciptaanNya.
Setiba di sekolah, bapak wakil kepala sekolah menyambut kehadiran kami dengan hangat dan mempersilahkan masuk yang kemudian disambut oleh Bapak Kepala Sekolah dan staff pengajar lainnya. Tidak banyak guru pengajar yang ditemui, keseluruhan hanya ada 5 guru. Sembari istirahat dari perjalanan yang sangat seru, kami berbincang tentang banyak hal dengan dewan guru terkait cuaca sehari – hari, keadaan siswanya, dan detail rencana rombel 61 untuk hari inspirasi.
SDN Ngadas 2 Poncokusumo berada di atas bukit, dari situ dapat melihat perkebunan sekitar dari atas dan rumah – rumah warga, sungguh epic lalu membayangkan bagaimana malam bertabur bintang saat malam hari disana. Sekolah ini hanya memiliki 3 ruang kelas, yaitu dengan formasi kelas 1 dan kelas 2; kelas 3 dan kelas 5; kelas 4 dan kelas 6 dengan jumlah siswa 41 orang.
Kami sempat mampir ke rumah kamituwo desa setempat bertujuan untuk menceritakan apa itu kelas inspirasi dan pamit untuk bermalam disana. Sepulang dari rumah bapak kamituwo ada beberapa hal yang perlu didiskusikan terkait hasil survey, kami menggunakan ruang kelas kelas 1 dan kelas 2 untuk berdiskusi lalu kami dikejutkan dengan adik – adik beramai – ramai masuk ruang kelas dan berpamitan pulang. Begitu hangat!
Perjalanan survey begitu menyenangkan dan berkesan kami tutup dengan makan siang sekaligus sarapan dengan mie instan di depan pintu masuk Coban Pelangi. Namun, ternyata hari kami belum selesai, malam hari kami bertemu kembali membahas banyak hal persiapan Hari Inspirasi bersama beberapa relawan yang belum bisa ikut survey sekolah. Kami menyemangati satu sama lain, berbagi cerita dan lesson plan, membagi tugas perlengkapan yang dibutuhkan dan tentunya berbagi canda tawa, begitu hangat seperti saudara, dan kemudian istirahat malam dengan begitu nyenyak. (Putri)